Individu, Keluarga dan Masyarakat
Tujuan Instruksional Umum :
Mahasiswa dapat memahami dam menghayati berbagai masalah sosial yang berhubungan
dengan perkembangan individu dan keluarga
Tujuan Instruksional Khusus :
- Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian individu
- Mahasiswa dapat menjelaskan penngertian pertumbuhan
- Mahasiswa dapat menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
- Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian fungsi keluarga
- Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam fungsi keluarga
- Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian keluarga
- Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian masyarakat
- Mahasiswa dapt menyebutkan 2 golongan masyarakat
- Mahasiswa dapat membedakan antara kelompok masyarakat non industri dengan
masyarakat industri
- Mahasiswa dapat menjelaskan makna Individu
- Mahasiswa dapat menjelaskan makna keluarga
- Mahasiswa dapat menjelaskan makna masyarakat
- Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara individu, keluarga dan masysakat

“Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian individu”
Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi,
maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan
suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti
manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu
dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat
manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia.
Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola
tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah
laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, meliankan
juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam
suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya,
karena tingkah laku yang ditampilkannya hamper identik dengan tingkah laku
masa.
Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan
berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesame

manusia. Seringakli pula terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku
yang khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya.
Namun setiap warga masyarakat yang namanya individu wajar untuk
menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial
masyarakatnya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri
sebagai individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi
“maang” dalam arti sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan
kepribadiannya aatau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian
dari lingkungannya telah terbentuk.

“Mahasiswa dapat menjelaskan penngertian pertumbuhan”
Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui proses
pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau
pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas
tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun
diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang
lebih maju, lebih dewasa. Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran
mengenai pertumbuhan. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi
berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada
proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada
lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini
terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu
pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang
secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau
empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan sensations maupun
pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan
sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses diferensiasi.
Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagianbagian
hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keselurhan dalam hubungan
fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan
yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat

disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahanlahan
pada manusia dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu
secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan
yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap
pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat
mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap
disosialisasikan.
1. Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat
bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang
dibawa sejak lahir
2. Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan
dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan
individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak
berperan sama sekali.
3. Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa
interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan
individu.

“Mahasiswa dapat menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan”
1. Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk
menemukan berbagai hal dalam dunianya. meurut Frued tahun pertama
dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang
sebagai sumber kenikmatan dan ketaidak nikmatan. Pendapat semacam
ini mungkin beralasan kepaa kenyataan, bahwa pada masa ini mulut
memainkan peranan penting dalam kehidupan individu. Bahwa anak
memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya itu tidak karena
multu merupakan sumber kenikmatan utama, melainkan karena pada
waktu itu mulut merupakan alat utama untuk melakukan eksplorasi dan
belajar. Pada tahun kedua anak belajar berjalan, dan dengan berjalan itu
anak mulai pula belajar menguasai ruang. Di samping itu terjadi

pembiasaan tahu akan kebersihan. Melalui tahu akan kebersihan itu anak
belajar mengontrol impuls-impuls yang datang dari dalam dirinya.
2. Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
masa estetik ini dianggap sebagai masa pertumbuhan arasa
keindahan. sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini
pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera. Dalam
masa ini pula tampak muncuk gejala kenakalan yang umumnya terjadi
antara 3 tahun sampai umur 5 tahun. Anak sering menentang kehendak
orang atau, kadang sampai menggunakan kata – kata kasar, dengan
sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang
seharusnya dilakukan.
Adapun alasan anak berbuat kenakalan dalam usia tersebut adalah :
berkat pertumbuhan bahasanya yang merupakan modal utama bagi anak
dalam menghadapi dunianya maka samapi-lah anak pada penyadaran
”aku”nya atau tahap menemukan ”akunya yaitu suatu tahap ketika anak
menemukan dirinya sebagai subyek.
Kalau pada masa-masa sebelumya anak masih merasa satu dengan
dunianya, belum mampu mengadakan pemisahan secara sadar antara
dirinya sendiri sebgai subyek dan yagn lain sebagai obyek maka
kemampuan ini kini dimilikinya. Berarti dia menyadari bahwa dirinya juga
subyek seperti yang lain. sebagai subyek dia mempunyai kebebasan
untuk menghendaki sesuatu.
Pada masa ini terjadi apa yang kita sebut dengan menghendaki dan
kehendak yang dimiliki tidak dapat ditahan-tahan; akna tetapi kalau dia
telah memperolehnya maka dia tidak lagi memperdulikannya dan
menghendaki benda yang lain dan seterusnya
3. Masa intelektual dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau
14 tahun
ada beberapa sifat khas pada anak-anak masa ini antara lain :
a. adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan
prestasi sekolah

b. sikap tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan yang
tradisional
c. adanya kecenderungan memuji diri sendiri
d. kalau tidak dapat menyelesaikan ssesuatu soal maka soal itu
dianggap tidak penting
e. senang membandingkan dirinya dengan anak lain
f. adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit
g. amat realistik ingin tahu, ingin belajar
h. gemar membentuk kelompok sebaya
4. Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21
tahun

“Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian keluarga”
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus
merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam
hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan
primary group. Kelompok inilah yang melahrikan individu dengan berbgai macam
bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.
Keluarga merupakan gejala universal yang terdapat dimana-mana di
dunia ini. Sebagai gejala yang universal, keluarga mempunyai 4 karakteristik
yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga .
1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan,
darah atau adopsi. Yang mengikat suami dan istri adalah perkawinan,
yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah
(umumnya) dan kadang-karang adopsi.
2. para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu
rumah dan mereka membentuk suatu rumah tangga (household), kadangkadang
satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa anakanak,
atau dengan satu atau dua anak saja

3. Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi
dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak
dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan
4. Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian
besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
Dalam bentuknya yang paling dasar sebuah keluarga terdiri atas seorang lakilaki
dan seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak mereka yang
belum menikah, biasanya tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi disebut
keluarga inti.. satu keluarga ini dapat juga terwujud menjadi keluarga luas
dengan adanya tambahan dari sejumlah orang lain, baik yang kerabat maupun
yang tidak sekerabat, yang secara bersama-sama hidup dalam satu rumah
tangga dengan keluarga inti. Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi
keluarga dalam karyanya : Introduction a la sosiologi de la famile (mayor Polak,
1979: 331). Bersumber dari karya ini muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu
keluarga dalam perkawinan monogamy, terdiri dari ayah, ibi, dan anak-anaknya.
Keluarga conjugal sering juga disebut keluarga batih atau keluarga inti.

“Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam fungsi keluarga”
Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
1. keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari keluarga
inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak laki-laki maupun anak
perempuan
2. keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari satu
keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki
3. Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu
keluarga inti senior dengan keluarga-keuarga batih/inti anak-anak
perempuan
Emilie Durkheim mengemukakan tentang sosoiologi kelaurga dalam
karyanya “Introduction a la sosiologi de la familie”. bersumber dari karya
Emilie inilah muncul istilah keluarga konjugal. Keluarga conjugal adalah
keluarga dalam perkawinan monogamy,terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
Keluarga konjugal sering juga disebut keluarga inti atau keluarga batih, untuk
membedakannya dengan keluarga inti atau konsanguin. Contoh: keuarga

besar (konsanguin) dalam lingkungan bangsa Indonesia antara lain terdapat
pada keluarga suku batak. Kelaurg asuku batak terhimpun berdasarkan pada
garis marga, misalnya maraga harahap, Nasution, simbolon, atau
simanjuntak

“Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian fungsi keluarga”
Dalam keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilakukan. Suatu pekerjaan yagn harus dilakukan itu biasanya disebut fungsi.
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakn
didalam atau oleh keluarga itu. Macam-macam fungsi keluarga adalah
1. Fungsi biologis
2. Fungsi Pemeliharaan
3. Fungsi Ekonomi
4. Fungsi Keagamaan
5. Fungsi Sosial

“Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian masyarakat”
Masyarakat adalah suatu istilah yang kita kenal dalam kehidupan seharihari,
ada masyarakat kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain.
Dalam bahas Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius,
yang berarti “kawan” istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab
yaitu Syaraka yang berarti “ ikut serta, berpartisipasi”
Peter L Berger, seorang ahlisosiologi memberikan definisi masyarakat
sebagai berikut : “ masyarakat merupakan suatu keseluruhan kompleks
hubungan manusia yang luas sifatnya.”. Koentjaraningrat dalam tulisannya
menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia atau kesatuan
hidup manusiayang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam
psikologi sosial masyarakat dinyatakan sebagai sekelompok manusia dalam
suatu kebersamaan hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat kolektif,
yang menunjukkan keteraturan tingkah laku warganya guna memenuhi
kebutuhan dan kepentingan masing-masing.Menilikkenyataan dilapangan, suatu
masyarakat bisaberupa suatu suku bangsa, bisa juga berlatar belakang dari
berbagai suku.

“Mahasiswa dapat menyebutkan 2 golongan masyarakat”
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapat
digolongkan menjadi :
1. Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana
(primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis
kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya
berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan
fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangantantangan
alam yagn buas saat itu.
2. Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial,
atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan
yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan
tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat
dibedakan masyarakat non-industri dan masyarakat industri.

“Mahasiswa dapat membedakan antara kelompok masyarakat non industri dengan
masyarakat industri”
a. Masyarakat non industri. Secara garis besar, kelompok ini dapat
digolongkan menjadi gua golongan yaitu kelompok primer dan
kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antar
anggotanya terjdi lebih intensif, lebih erat, lebi akrab. Kelompok ini
disebut juga kelompok face to face group.Sifag interaksi bercirak
kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau
pembagian tugas pada kelompok ini dititik berakan pada
kesadaran, tanggungjawab para anggotadan berlangsung atas
dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder
terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang
bersifat kekeluargaan. Oleh krn itu sifat interaksi, pembagian kerja,
diatur atas dasar pertimbangan-pertimbagnan rasional obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja atas dasar kemampuan /
keahlian tertentu, disamping dituntut target dan tujuan tertentu yang
telah ditentukan.
b. Masyarakat Industri. Contoh tukang roti, tukang sepatu, tukang
bubut, tukang las

“Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara individu, keluarga dan masysakat”
Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan
mempunyai organisme yang terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan.
Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan organisasinya itu, menusia
mengembangkan sistem-sistem dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya
seperti sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan hidup dan lain-lain.
Dalam kehidupannya sejak lahir manusia itu telah mengenal dan berhubungan
dengan manusia lainnya. Seandainya manusia itu hidup sendiri, misalnya dalam
sebuah ruangan tertutup tanpa berhubungan dengan manusia lainnya, maka
jelas jiwanya akan terganggu.
Naluri manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain
disebut “gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial.
Dengan adanya naluri ini, manusia mengembangkan pengetahuannya untuk
mengatasi kehidupannya dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga
timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari
perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian
manusia dikenal sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai

pembentuk kebudayaan, sekaligus apat berperan karena didorong oleh hasrat
atau keinginan yang ada dalam diri manusia yaitu :
1. menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya
2. menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya
Kesemua itu dapat terlihat dari reaksi yang diberikan manusia terhadap alam
yang kadang kejam dan ramah kepada mereka. Manusia itu pada hakekatnya
adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup menyendiri. Ia merupakan “Soon
Politikon” , manusia itu merupakan mahluk yang hidup bergaul, berinteraksi.
Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia,
kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat. Maka
terjadilah suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau
organisasi sosial yang mengatur kehidupan mereka, memenuhi kebutuhan
hidupnya.

0 comments:

Posting Komentar